OTORITA, KOORDINASI DAN BUKU
JAKARTA, 8 NOPEMBER 2023
OTORITA
melakukan koordinasi dengan satpol pp dan satpan untuk menjaga ketertiban pedagang aki lima depan kampus
KOORDINASI
melakukan koordinasio dengan panitia wisuda LPT YAI dalam rangka persiapan pelaksanaan wisuda tgl 12 nopember 2023
BUKU
melanjutkan penuloisan buku psikologi pendidikan
contoh
Peserta didik dengan masalah sosial atau perilaku sosial |
§ Peserta didik yang memberi respons tidak tepat,
khususnya dalam situasi sosial; kesulitan menentukan kapan dan dimana
seharusnya memberi respons yang sesuai. § Terdapatnya
riwayat yang menunjukkan
perilaku yang tidak sesuai atau cocok (apakah memang demikian atau karena
perhatian guru) § Mau mendengarkan pujian guru jika diberikan secara
khusus ( khususnya bagi peserta didik yang mengalami gangguan emosional dan
perilaku). § Hanya sekedar atau memang tidak ada respon atau
persetujuan jika diberikan kepadanya ( beberapa peserta didik yang mengalami
autism. § Kesulitan memberi respons secara umum
terhadap situasi yang baru. |
§ Tegaskan dan beri gambaran secara kongkrit tentang
perilaku yang dikehendaki. § Berikan pujian sebagai umpan balik sesuai dengan
perilaku yang ditunjukkan peserta
didik. § Memberi penguatan terhadap perilaku yang dikehendaki
dan ini perlu perhatian guru, beri pujian secara pribadi, aktifitas yang
memberi penguatan dan pembentukan kelompok jika dimungkinkan ( khususnya bagi
peserta didik yang mengalami gangguan emosional dan perilaku). § Beri penguatan dengan segera jika ada perubahan
perilaku, pergunakan penguatan yang kongkrit atau aktifitas tertentu (
khususnya bagi anak yang mengalami sutisme yang agak berat) § Bentuklah perilaku yang dikehendaki dalam jangka
waktu tertentu, ditargetkan adanya perubahan secara bertahap dari pada
perubahan yang sempurna secara mendadak. § Berikan hukuman pada perilaku yang tidak pantas
(gunakan waktu khusus) perlu dipertimbangkan untuk menggunakan applied behavior analysis atau positive
behavioral support untuk secara
konsisten menumbuhan perilaku yang dikehendaki. § Kembangkan pemahaman
bagaimana caranya peserta didik memberi respons terhadap situasi baru
yang sesuai dengan kondisi. Kalau perlu dibuatlah semacam permainan peran
agar peserta didik dapat mencontohnya. |
Peserta didik yang umumnya mengalami kelambatan dalam kognitif dan
gangguan dalam fungsi sosial |
§ Adanya perhargaan dan mau mendengarkan dan memberi
respons terhadap penguatan ektrinsik § Kesulitan menunda kegembiraan, perilakunya bergejolak jika diberi penguatan dengan segara dan
sulit ditunda. § Terkadang responsnya tidak sesuai dengan situasi
sosial § Kesulitan membedakan stimulus yang penting dengan
yang tidak penting § Kesulitan memberi respons yang sejenis jika
diperhadapkan dengan situasi yang berbeda. |
§ Berikan pembelajaran secara tegas dan sinyal
perilaku yang sesuai dengan aturan § Berikan penguatan dengan segera ( pergunakan
penguatan yang kongkrit dan juga perlu diberi pujian. § Berikan penguatan secara terus menerus sesuai dengan
kebutuhan dan juga bila peserta didik mampu memberi respons yang baru. § Bantulah membentuk perilaku yang lebih kompleks dan
dilaksanakan secara bertahap dan perlu ditumbuhkan dan ditingkatkan secara
bertahap dan tidak perlu mengharapkan hal yang tiba-tiba terjadi. § Diperlukan malakukan teguran terhadap perilaku yang
sedikit menyimpang; pergunakan waktu tertentu dan juga perbaiki perilaku yang
sudah kronis. § Berikan penekanan terhadap adanya stimulus yang
harus diberi respons oleh anak. § Tunjukkan bagaimana memberi respons terhadap situasi
yang baru ( ajarkan anak tentang ketrampilan
dalam menghadapi kenyataan yang ada dan juga dengan memberi penguatan
secara umum |
Peserta didik dengan hambatan
sensori atau gangguan fisik |
Kehilangan kemampuan berperilaku yang telah dipelajari jika peserta
didik memiliki trauma karena gangguan
fungsi otak |
§ Bantulah membentuk perilaku yang dikehendaki secara
bertahap dalam jangka waktu yang agak lama dan secara bertahap diupayakan
adanya perbaikan dan tidak mungkin dilaksanakan dalam waktu yang sangat
singkat. |
Peserta didik dengan kemampuan kognitif yang tinggi |
Terdapat hal-hal yang tidak biasanya ditunjukkan oleh peserta didik,
respons yang kreatif dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. |
§ Kembangan pemikiran yang terbuka dan biasakan menerima berbagai macam tugas yang
diberikan oleh guru. § Dorong dan kembangkan kemampuan memberi respons yang
kreatif. |
Kelebihan dan Keterbatasan Pendekatan Behaviorisme
dalam Pelaksanaan Proses Pembelajaran
Pendekatan behaviorisme dengan berbagai macam teknik yang ditawarkan dalam
upaya membantu mengembangkan kemampuan dan ketrampilan dan terutama dalam menangani masalah –
masalah perilaku menyimpang dan kronis yang dihadapi oleh guru di dalam melaksanakan
proses pembelajaran. Sekalipun
beberapa pendekatan seperti applied behavior analysis, functional
analysis dan positive behavior support yang
dalam implimentasinya memerlukan waktu yang agak lama dan memerlukan
waktu dan pekerjaan yang intensif. Beberapa psikolog meyakini bahwa pendekatan
behaviorisme dapat diaplikasikan untuk
menangani masalah – masalah akademik. Strategi penguatan dan strategi
behaviorisme lainnya ternyata mampu
meningkatkan prestasi akademik peserta didik. Namun demikian beberapa hal yang
perlu dikaji secara lebih saksama tentang pendekatan behaviorisme baik mengenai
keterbatasaannya maupun kelebihannya sebagai berikut :
Ø
Upaya mengubah perilaku dengan mengabaikan faktor kognitif yang sebetulnya
memiliki peran yang sangat penting dalam
belajar. Peserta didik yang memiliki kelemahan kognitif (seperti keterbatasan pengetahuan, kemampuan
membaca rendah, tidak memiliki strategi belajar yang baik) akan menghalangi
kemampuan peserta didik untuk memperoleh ketrampilan khusus, dan hanya
pemberian penguatan saja yang diberikan
kepada peserta didik tidak akan mampu meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilannya. Ambil saja contoh si
Kunyiran yang tidak memiliki ketrampilan membaca, karena dia memiliki perasaan
malu, penyendiri sehingga senantiasa menghindar dari guru dan juga teman-teman
sekelasnya. Jika demikian boleh jadi dia dipandang memiliki perilaku yang
menyimpang dan tidak mengerjakan tugas dengan baik. Dalam hal ini jika peserta
didik memiliki ketidakmampuan kognitif atau kekurangan pengetahuan maka
pendekatan behavior tampaknya tidak tepat, maka disarankan menggunakan
pendekatan kognitif (Ormrod, 2011).
Comments
Post a Comment