OTORITA, MENGAJAR DAN BUKU
JAKARTA, 9 OKTOBER 2023
OTORITA
melakukan koordinasi dengan satpol pp dan satpam untuk tetap menjaga ketertiban pedagang kaki lima deoan kampus
MENGAJAR
mengajar mata kuliah filsafat ilmu bagi program doktor psikologi UPI YAI
KOORDINASI
melakukan koordinasi dengan panitia wisuda LPT YAI
BUKU
melanjutkan penulisan buku psikologi pendidikan
contoh
v peserta didik duduk bersama dan menentukan tujuan,
sasaran dan butir-butir yang dijadikan acuan berperilaku. Atas dasar kesepakatan
tersebut setiap peserta didik mengikatkan diri pada peraturan tersebut dan
menerima konsekuensi jika melanggar aturan yang sudah dibuat.
v Jika guru hendak menumbuhkan beberapa perilaku yang
dikehendaki dan dilangsungkan di dalam kelompok, maka guru dapat menggunakan
aktivitas kelompok. Guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dapat menempuh berbagai motode pembelajaran. Salah
satu metode yang dapat ditempuh adalah
metode belajar kelompok, apakah itu model belajar kooperatif, metode
berdasarkan acuan masalah dan metode lainnya. Yang terpenting bagi peserta
didik itu adalah mereka termotivasi untuk belajar.
v Perlu dilakukan pendataan yang saksama hasil dari
penguatan yang telah dilakukan oleh guru dan itu dicatat secara konsisten sehingga perilaku yang dikehendaki dapat
tercapai. Penguatan selayaknya dilakukan
secara terus menerus dan hasil capaiannya dicatat dan itulah yang disebut
dengan continuous reinforcement. Continuous reinforcement menjadi sangat penting dan bermakna ketika
peserta didik belajar dan mendapatkan perilaku yang baru dan hal itu sesuatu
hal yang sulit diperoleh. Jika sesuatu ketrampilan baru diperoleh peserta didik
dan itu diperolehnya dengan usaha yang bersungguh-sungguh, maka guru perlu
melakukan penguatan secara saksama dan tidak boleh berhenti hanya
melaksanakannya satu kali saja. Peserta didik akan termotivasi untuk melakukan
hal yang terbaik dalam upayanya menguasai materi pembelajaran jika diberi
perhatian dan penguatan oleh guru. Namun
perlu diperhatikan bahwa penguatan yang dilakukan guru harus hati-hati
dan diberikan pada waktu yang tepat sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
v Sekali perilaku
yang diharapkan muncul, maka perlu peserta didik menghentikan penguatan yang
bersumber dari luar dirinya, namun hal itu tidak terjadi dengan sendirinya.
Perilaku yang muncul atas pemberian penguatan dan sebaliknya terjadi perilaku
yang tidak diharapkan dan terkadang terjadi berbarengan. Sebagai guru hal ini
sering dijumpai pada peserta didik dalam melaksankan proses pembelajaran. Perilaku
yang diharapkan muncul oleh guru yang didasarkan pada penguatan ekstrinsik dan
bukan dari dalam diri peserta didik secara empiris tidak memberi makna bagi
peserta didik dalam upaya menguasai materi pembelajaran. Peserta didik
termotivasi belajar bukan bersumber dari dalam dirinya melainkan dari luar
dirinya. Misalnya peserta didik yang kelihatan serius belajar mata pelajaran
matematika, ternyata setelah diteliti diiming-imingi hadiah oleh orang tuanya.
Tampaknya peserta didik tersebut menunjukkan kegiatan belajar, namun tidak
didasarkan pada kebutuhan peserta didik
itu sendiri.
v Lakukan pemantauan secara terus menerus tentang
kemajuan belajar peserta didik. Jika guru melakukan penguatan di dalam kelas
sewaktu pelajaran sedang berlangsung hal itu menjadi sangat penting dan
bermakna sesuai dengan pandangan behaviorisme. Lakukan penguatan itu secara
objektif, terukur dan kemudian dievaluasi kemajuannya. Perilaku peserta didik
secara empiris dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi lingkungan yang diciptakan.
Penguatan yang dilakukan guru dalam upaya peserta didik menguasai materi
pembelajaran adalah sesuatu yang selayaknya dilakukan oleh guru.
penulis adalah dosen pada fakultas psikologi UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA YAI
Comments
Post a Comment