OTORITA DAN BUKU
JAKARTA 13 SEPTEMBER 2023
OTORITA
melakukan koordinasi dengan satpam dalam rangka menjaga dan mengatur mahasiswa masuki kampus dalam rangka PPKBM bagi mahasisiwa baru dan juga dengan satpol pp
BUKU
melanjutkan penulisan buk psikologi pendidikan
contoh
Implikasi
Contiguity dan Classical Conditioning dalam Proses Pembelajaran di dalam kelas.
Eggen
dan Kauchak (2004) mengemukakan implikasi Contiguity
dan Classical Conditioning dalam
proses pembelajaran di dalam kelas sebagai berikut:
1.
Contiguity
· Pada
pendidikan Dasar. Setiap pagi sebelum
memulai kegiatan belajar guru seyogianya melakukan pengulangan dan memberikan
pelatihan tentang perkalian untuk diulang- ulang dan dihafalkan.
· Pada
pendidikan Menengah Pertama. Guru yang mengajar sejarah pada kelas sembilan
menghendaki peserta didiknya mampu mengingat beberapa tanggal yang penting
berkaitan dengan peristiwa sejarah. Berkenaan dengan hal tersebut guru
menggunakan metode dengan
mengidentifikasi sistem penanggalan dan membuat garis – garis besar tentang
kejadian yang berkaitan dengan tanggal tersebut dan kemudian memberi penjelasan
kepada peserta didik. Kemudian dilakukan pengulangan secara berkelanjutan
sehingga sebelum tes dilaksanakan peserta didik dapat menguasai dengan baik.
· Pada
tingkat pendidikan Menengah Atas. Guru yang mengajar mata pelajaran kimia
mengharapkan peserta didik menguasai simbol – simbol yang dipergukan dalam
rumus kimia. Guru secara periodik melakukan pengulangan dan melatih peserta
didik untuk menuliskan simbol-simbol tersebut. Cara tersebut diharapkan peserta
didik dapat menguasai dan menghafal simbol-simbol tersebut secara otomatis.
2.
Classical
Conditioning
2.1.
Mempersiapkan lingkungan belajar yang
kondusif agar menumbuhkan emosi yang
positif, caranya sebagai berikut :
§ Pada
tingkat pendidikan Dasar. Guru yang mengajar pada tingkat sekolah dasar,
selayaknya setiap pagi setiap masuk kelas untuk mengajar menunjukkan muka
berseri dan tersenyum. Guru berupaya menyapa dan bertanya pada peserta didik tentang keluarga
mereka, binatang kesayangannya, dan tentang bernagai hal berkenaan dengan
kesan-kesan yang menyenangkan dalam kehidupan peserta didik.
§ Pada
tingkat pendidikan menengah pertama. Guru yang mengajar pada tingkat pendidikan
menengah pertama guru, khususnya guru kelas tujuh yang hendak membuat peraturan
bersama yang tujuannya adalah agar tercipta saling menghargai dan menghormati
perbedaan pendapat setiap peserta didik dalam diskusi kelompok di dalam kelas.
Tidak diperkenankan saling mengejek dan mencomooh jika terjadi kekeliruan dalam
memberi jawaban atau mengajukan pertanyaan diantara anggota kelompok dan juga jika
terdapat peserta didik yang menjawab atau mengajukan pertanyaan pada guru. Hal
ini menjadi prioritas utama dalam menjamin terciptanya kondisi kelompok yang berlangsung
di dalam kelas.
§ Pada
tingkat pendidikan menengah atas. Guru yang mengajar mata pelajaran geometri
berupa mengurangi kecemasan peserta
didik sebelum mengikuti ujian dengan cara memberikan informasi yang dapat
membantu peserta didik untuk mempelajari materi pelajaran secara lebih tepat.
Guru juga menyediakan contoh-contoh masalah untuk dipecahkan dan ada sesi
khusus yang diberikan guru sebagai tambahan pemberian materi pelajaran yang
dapat diberikan dua kali seminggu.
Comments
Post a Comment