OTORITA DAN BUKU

 JAKARTA 12 SEPTEMBER 2023

OTORITA

melakukan koordinasi dengan satpam dan satpol pp untuk ketertiban pedagang kaki lima depan kampus

BUKU

melanjutkan penuloisan buku osikologi pendidikan

contoh

Bagaimana proses kerja classical conditioning percobaan Pavlov dapat dilukiskan secara skematis dibawah ini. Di dalam gambar tersebut pada gambar 1 (before conditioning) anjing disuguhi makanan (katakan saja sepotong daging), daging inilah yang disebut Unconditioned Stimulus, kemudian anjing memberi respons secara otomatis dengan  mengeluarkan tetesan air liur. Keluarnya air liur secara otomatis itulah yang disebut Unconditioned Response. Kedua kondisi tersebut adalah kondisi yang bersifat alamiah, tidak perlu ada proses pembelajaran. Pada gambar 2 (before conditioning) anjing diperdengarkan bunyi lonceng dan ini disebut Neutral Stimulus. Lonceng tersebut dikatakan sebagai alat bantu yang dipergunakan oleh Pavlov di dalam laboratorium. Anjing tidak memiliki respons dan tidak mengeluarkan tetesan air liur dan dalam gambar tersebut dituliskan No Condiotined Response. Pada gambar 3 (During Conditioning) anjing disuguhi makanan,  disertai bunyi lonceng dan anjing langsung memberi respons dengan mengeluarkan air liur. Keluarnya air liur tersebut disebut Unconditioned Response. Pada tahap inilah dilakukan pengkondisian dan boleh disebut proses belajar bagi anjing agar nantinya atau diharapkan tanpa makananpun anjing memberi respons seperti yang diharapkan oleh Pavlov.   Pada gambar 4 (After Conditioning) lonceng dibunyikan tanpa disertai daging yang disebut Conditioned Stimulus dan anjing langsung memberi respons dengan mengeluarkan tetesan air liur dan inilah disebut Conditioned Response.

 

Mengembangkan keterkaitan antar proposisi yang dikemukakan oleh Pavlov merupakan kunci dan esensi proses belajar dalam classical conditioning. Anjing percobaan dalam laboratorium Pavlov telah mempelajari dan memperoleh pengalaman mengeluarkan air liur dengan mengamati bantuan instrumen dalam laboratorium karena alat bantu tersebut diasosiasikan dengan bubur daging. Respons yang ditandai oleh keluarnya air liur terhadap daging adalah sesuatu yang tidak dipelajari. Respons terhadap alat bantu dalam laboratorium adalah sesuatu yang telah dipelajari. Dalam konteks itu peserta didik membuat asosiasi, jika terjadi keterjalinan  antara unconditioned stimulus dengan conditioned stimulus secara bersamaan.

 

Classical conditioning dalam kaitannya dengan keikutsertaan peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas, hampir dipastikan memiliki pengalaman positif dan negatif (Lippman, 2008 dalam Santrock, 2009). Peserta didik akan memperoleh pengalaman positif dan menyenangkan jika kelas dikondisikan sedemikian rupa misalnya peserta didik diajak bersama bernyanyi dari nyanyian yang digemari, diajak berceritera tentang pengalaman yang diperolehnya sewaktu berdarma wisata dan juga jika peserta didik memperoleh nilai ujian yang sangat memuaskan. Sebaliknya peserta didik akan muncul perasaan takut, cemas jika suasana kelas tidak kondusif. Peserta didik mendapat kritikan yang mencela karena (Santrock, 2004).

 

Fenomena umum dalam classical conditioning. Terdapat tiga fenomena yang menjadi kajian dalam classical conditioning yaitu generalization, discrimination dan extinction. Pavlov menunjukkan bagaimana proses pembelajaran yang diberlakukan terhadap anjing percobaannya yang kemudian mampu memberi respons terhadap stimulus yang beragam. Pavlov membunyikan lonceng/ bell sebelum menyodorkan bubur daging kepada anjing percobaannya. Dengan memberi stimulus secara bersamaan antara bubur daging (Unconditioned Stimulus) dan dibunyikan lonceng (Conditioned Stimulus) maka anjing mengeluarkan air liur. Setelah selang beberapa waktu Pavlov menemukan anjing percobaannya memberi respons terhadap suara yang lainnya seperti bunyi pluit. Semakin menyerupai bunyi  lonceng  yang didengar oleh anjing maka semakin kuat respon  anjing percobaan Pavlov. Generalization  dalam classical conditioning menunjuk pada adanya kecenderungan yang sama pada stimulus yang baru dengan stimulus yang dikondisikan yang ternyata menghasilkan respons yang serupa ( Santrock, 2009). Santrock mencontohkan peserta didik yang mendapat nilai yang tidak memuaskan pada ujian mata pelajaran biologi, dan jika peserta didik diperhadapkan lagi dengan ujian mata pelajaran kimia pastilah memunculkan kecemasan. Kecemasan tersebut akan muncul jika peserta didik diperhadapkan dengan  mata pelajaran yang serumpun dan substansi materinya berkaitan.   Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kecemasan yang muncul dalam diri peserta didik dalam menghadapi satu mata pelajaran akan memunculkan kecemasan mata pelajaran lainnya. Ormrod (2011) memberi contoh jika peserta didik merasa cemas  dalam memecahkan masalah pembagian akan berdampak juga pada kecemasan dalam mengerjakan soal-soal perhitungan dalam mata pelajaran matematika dan juga dalam mata pelajaran kimia serta ilmu pengetahuan lainnya. Anak perempuan yang mengalami perlakukan penghinaan di dalam kelas yang  mungkin dilakukan oleh guru atau teman, maka anak akan mengalami perasaan malu jika berada pada kelas yang lainnya. Anak akan mentransfer perasaan, perilaku yang sama jika diperhadapkan dengan pengalaman yang serupa.

Discrimination dalam classical conditioning. Dicrimanation terjadi jika organisme memberi respons terhadap stimulus tertentu saja dan bukan yang lain. Dalam upaya menghasilkan discrimination, Pavlov menyodorkan  makanan pada anjing  hanya setelah bell dibunyikan dan tidak pada suara yang lainnya. Dengan demikian  anjing percobaan Pavlov hanya memberi respons terhadap bunyi bell saja dan bukan pada bunyi yang lainnya. Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran peserta didik yang mengikuti ujian pada  mata pelajaran yang berbeda  tidak mungkin akan merasa cemas jika mengikuti ujian bahasa  Inggris atau ujian sejarah karena mata pelajaran dan substansinya berbeda. Tidak dapat dibuat generalisasi seperti halnya pada konsep generalization.

penulis adalah dosen pada fakultas psikologi UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA YAI

Comments

Popular posts from this blog

OTORITA DAN MENGAJAR

BIMBINGAN DAN BUKU

OTORITA, BIMBINGAN DANN BUKU