OTORITA. BIMBINGAN DAN PENULISAN BUKU
JAKARTA, 21 AGUSTUS 2023
OTORITA
melakukan koordinasi dengan satpam, teknisi dan petugas kebersihan dalam rangka tetap memelihara lingkungan kampus yang kondusif
BIMBINGAN
melaksanakan bimbingan untuk perbaikan skripsi dan tesis setalah melaksanakan sidang komprehensif
BUKU
melanjutkan penulisan buku PENGEMBANGAN KARAKTER
contoh
A. ESENSI MEDITASI
Upaya untuk mengembangkan kecerdasan
spiritual yang terdapat dalam raga kesadaran manusia seperti yang dipaparkan
diatas, tidaklah mudah dan sangat membutuhkan waktu panjang dan kesungguhan
untuk mengembangkannya. Pengembangannyapun tidak dapat dilakukan secara bersamaan,
perlu dilakukan secara bertahap dan tentu muncul pertanyaan, sampai kapan akan
tercapai? Jawabannya adalah sepanjang kita diperkenankan hidup didunia ini dan kaum eksistensialis menyatakan sampai
kita exit dari dunia ini.
RAGA TUBUH dan RAGA JIWA kita
diarahkan menjadi satu kesatuan yang utuh. RAGA JIWA kita merasakan, menghayati
RAGA TUBUH kita dan sebaliknya sehingga mampu memunculkan dan mengembangkan
raga PIKIRAN YANG HARMONIS/ RAGA PIKIRAN YANG KUAT. RAGA PIKIRAN HARMONIS
diarahkan
untuk mengontrol, menyalurkan dan mengembangkan RAGA KETIDAKSADARAN dalam
suasana keheningan, suasana kedamaian, SEHINGGA MAMPU MENGGAPAI RAGA KESADARAN.
RAGA PIKIRAN HARMONIS akan sangat mambantu mengembangkan
RAGA TUBUH yang harmonis.
RAGA PIKIRAN HARMONIS akan mampu mengoptimalkan potensi dalam RAGA
KETIDAKSADARAN. Manusia akan mampu mengembangkan bakat, talenta, minat,
kreatifitas sesuai dengan kemampuan, karena dibalut dengan RAGA KESADARANNYA.
Manusia akan tekun, bertanggung jawab mengembangkan potensinya dan menjadi
pribadi yang bermakna bagi kehidupan sesama manusia dan bahkan alam semesta.
RAGA KETIDAKSADARAN dalam kenyataannya selalu bergejolak dan
menguasai RAGA PIKIRAN. contohnya : muncul pikiran buruk, nafsu bergejolak, iri
hati, serakah, emosional, dan bentuk-bentuk pikiran buruk lainnya yang
terpendamdan kemudian RAGA PIKIRAN menyalurkannya, tanpa disadari (tidak
berkonsultasi dengan RAGA KESADARAN). Raga Tubuh memperagakan dengan muka
memerah, mulut bergemetaran, tangan mulai bergerak tanpa kontrol, dada memanas,
kepala memanas, jantung berdebar, raut muka berubah dan bentuk-bentuk lainnya dan kemudian berperilaku yang tidak
wajar. Setelah dilakukan bahwa itu salah, barulah pikiran menyadari bahwa
perbuatan itu salah dan tidak sesuai dengan RAGA KESADARAN.
Contoh
:
1. Sebagai mahasiswa tugas
utamanya adalah belajar dan mampu memperoleh nilai sangat baik dan lulus tepat
waktu. Dalam proses mengikuti perkulihan naluri dan nafsu kesenangannya muncul dan kemudian bersenang-
senang, setiap malam berkeluyuran dijalan, masuk rumah makan dengan berpoya-poya, nonton kebioskop setiap dua
hari dan melupakan tugas utamanya. Dengan tidak disadari ternyata telah habis
masa kuliahnya, nilainya buruk dan banyak mata kulaih tidak lulus. Dia mulai
cemas, khawatir, trauma, stress bahkan
depresi, perasaan bersalah pada orang tua. Berdasarkan kenyataan tersebut barulah dia sadar bahwa perbuatannya tersebut
salah dan tidak benar. Barulah RAGA KESADARANNYA muncul.
2.
Seorang
pejabat negara, yang berpendidikan tinggi memiliki kedudukan sangat tinggi dan terhormat, yang semestinya dia berperilaku
sesuai dengan amanah yang diperintahkan poleh negara, memberi kesejahtaraan
bagi bangsanya. Ternyata perilakunya
didorong oleh naluri, nafsu kesenangan dan dengan berbagai kesempatan dia melakukan perbuatan tercela,
mengambil dan merampok uang negara dengan jumlah miliyaran rupiah. Setelah
tertangkap oleh KPK, dia mulai stress, depresi, cemas, mau melarikan diri dan
bentuk-bentuk perilaku tak terpuji lainnya dan disitulah RAGA KESADARANNYA muncul bahwa perilakunya
salah dan menyalahi hukum bahkan ajaran agamanya.
Mengembangkan RAGA PIKIRAN
YANG HARMONIS, RAGA PIKIRAN YANG KUAT dengan teknik meditasi yang diajarkan oleh Seorang
guru meditasi yang namanya I Gede Mertha Ada yang bermukim di pulau Bali yang
memiliki padepokan meditasi yang dalam ceramahnya dan praktek meditasinya
mengemukakan “RASAKAN NAFAS KITA SEPERTI APA, BAGAIMANA DIA MENGALIR, APAKAH
CEPAT, LEMBUT DAN RASAKAN DENGAN PENUH SAKSAMA, JANGAN DIPAKSAKAN, KIRA-KIRA
DEMIKIAN YANG PENULIS SIMAK”. Pernyataan tersebut mengandung makna yang sangat
dalam dimana nafas itu merupakan sumber kehidupan manusia yang paling hakiki.
Gede lanjut mengungkapkan latihlah setiap hari bagaimana kita merasakan aliran
nafas kita dan jika itu dilatih dan dapat dirasakan dengan baik, maka akan
mampu memberi ketenangan jiwa. Buanglah kebencian dan berdamailah dengan semua
makhluk terlebih lagi dengan sesama manusia,
berdamailah dan saling mengasihilah sehingga ditemukan dan dirasakan
ketenangan jiwa. Gede memberi petuah ketika nafas itu telah terlatih dan
kemudian alirkan dia kebagian tubuh yang terasa sakit dan ternyata mampu
menyembuhkan penyakit yang dirasakan oleh individu yang melakukan meditasi yang
diajarkan oleh Gede. Tentulah ada teknik –teknik khusus yang dilakukan dalam
bermeditasi dan yang terutama yang ditekankan oleh Gede adalah bagaimana kita
mengolah napas itu dan kemudian digunakan untuk menyembuhan jiwa dan juga
penyakit fisik.
Merasakan nafas dengan sadar
yang dilakukan dalam keadaan tenang yang tentunya dengan metoda meditasi secara
empiris sebetulnya sekaligus telah
berupaya mengelola emosi dengan bijaksana, sehingga ada pertautan yang
sangat erat antara tubuh dan jiwa. Latihlah
nafas dengan cara meditasi maka akan mampu mengembangkan kecerdasan spiritual
dengan bijaksana dan secara tidak langsung kita akan mampu mengembangkan
nilai-nilai kemanusian yang sesungguhnya. Kita akan mampu berdamai dengan semua orang tanpa kecuali dan termasuk
dengan semua makhluk dialam semesta ini dan juga dengan alam dimana kita
hidup. Mampu mengembangkan potensi diri
secara optimal sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan.
GEDE MERTHA ADA yang menekuni meditasi sejak umur 13 tahun
dan kini memimpin Bali Usada di kawasan Jl. By pass Ngurah Rai Sanur mengakui
bahwa ia menekuni meditasi terobsesi oleh kebesaran dan kesaktian para mpu di masa
lalu. Untuk itulah ia mengaku tekun berlatih dan mempelajari meditasi serta
pengobatan. Paling tidak, ia mengatakan memiliki 30 guru yang membentuk dirinya
seperti sekarang.
Terinspirasi dari kerja Mpu
Kuturan, Mertha Ada mempunyai harapan besar suatu saat meditasi diakui secara
formal. Dalam arti kata pendidikan meditasi dan yoga tidak hanya dianggap
sebagai pendidikan informal namun disetarakan dengan pendidikan formal lainnya.
“Memang membutuhkan waktu dan komunikasi yang baik dengan semua kalangan,”
tambahnya.
Dikatakan, meditasi
sebenarnya memiliki tiga tujuan yakni untuk mencapai ketenangan, menghilangkan
reaksi buruk, dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Sedangkan dari pasien-pasien
yang datang ke Bali Usada, 50 persen diantaranya karena sakit secara fisik, 40
persen stres atau mengalami tekanan psikis, dan sisanya (10 persen) memang
menginginkan kualitas spiritual hidupnya lebih baik melalui meditasi dan yoga.
“Kelompok terakhir ini yang paling bertahan atau tetap berlatih meditasi.”
Meditasi yang ditawarkan
adalah olah pikiran yang memungkinkan pasien menghapus ingatan-ingatan buruk
yang mengendap dalam ingatannya. Mengapa harus dengan jalan meditasi?
Dikatakan, sembahyang memang memberikan input kebajikan pada pemeluknya.
Sementara ingatan-ingatan buruk tak mungkin dihapuskan bila tidak melalui usaha
si subjek melalui meditasi atau yoga. “Ingatan buruk mempunyai energi yang
mengganggu fisik normal atau sehat. Bila tidak dihilangkan atau disembuhkan,
hal tersebut akan mengganggu secara permanen. Nah, meditasi bisa menghilangkan
reaksi buruk yang ada dalam memori kita,” tandas guru meditasi itu yang mengaku
memiliki murid sekitar 16.000 tersebar di berbagai kota di Indonesia.
Gede menyampaikan bahwa seiring
perkembangan zaman, dikatakan, bermacam-macam penyakit pun bermunculan.
Teknologi modern menemukan berbagai macam obat yang mampu menyembuhkan
penyakit-penyakit yang belum pernah dikenal sebelumnya. “Kembali ke masa
lampau, mpu-mpu kita dahulu pun dihadapkan pada kondisi serupa di zamannya.
Teknologi saat itu memang tidak secanggih saat ini, namun secara spiritual
mereka mampu menyembuhkan orang sakit. Maka jika saat ini pengobatan
tradisional melalui tumbuh-tumbuhan, batuan, meditasi atau yoga kembali
mencuat, diperlukan komunikasi yang tepat untuk menghadapi manusia modern yang
ilmiah dan terkadang meminta jawaban yang masuk akal.”
Lantas apa arti penghargaan
itu bagi Mertha Ada? “Paling tidak saya bersyukur ada yang menghargai guru
meditasi seperti saya. Itu artinya juga tantangan bagaimana agar meditasi ini
makin memasyarakat, makin banyak orang yang mau menekuni,” papar Mertha Ada
yang berobsesi bisa jadi mpu .
Berdasarkan paparan tersebut
dapat dipetik esensi meditasi sebagai
berikut :
1. 1. Memaknai
kembali panggilan kita sebagai manusia agar mampu mengembangkan dan mengaplikasikan
nilai – nilai kemanusiaan sehingga
menjadi pribadi yang bijaksana.
2. 2. Menyadarkan
kita tentang esensi nilai kesadaran yang bersumber dari pengembangan hati
nurani sehingga kita memahami bahwa diri
kita adalah manusia ciptaan TUHAN YANG MAHA KUASA.
3. 3. Mengembangkan
kesadaran kita agar mengoptimalkan
potensi yang telah terberi dengan
penuh tanggung jawab.
4. 4. Upaya
mengendalikan pikiran dan perilaku yang tidak menghargai harkat dan martabat
diri dan sesama.
5. 5. Mengembangkan
pikiran harmonis dan kuat sehingga kita mampu berpikir dan berperilaku sesuai
dengan panggilan kita dalam menjalani profesi, tugas yang kita emban dalam
menjalani kehidupan.
6. 6. Mencegah dan mengobati pikiran buruk yang merugikan
diri sendiri dan sesama, sehinggga kita menjadi pribadi sehat walafiat .
7. 7. Manfaat
mediatasi tentulah banyak, teramsuk penyembuhan penyakit yang kita alami dengan
berbagai jenisnya dan juga perlu diperhatikan meditasi adalah salah satu cara
untuk mengembangkan kesehatan jiwa dan tubuh kita.
Comments
Post a Comment