MENGUJI. OTORITA DAN BUKU

 JAKARTA, 10 AGUSTUS 2023

OTORITA

melakukan koordinasi dengan satpam, teknisi dalam rangka menjaga lingkungan kampus yang kondusif


MENGUJI

Melaksakan sidang ujian Skripsi sebanyak  4oarng mahasiswa dan sidang tesis sebanyak 2 orang  mahasisiwa

MENULIS BUKU

melanjutka penulisan buku Pengembangan karakter. contoh

BAGIAN III

MEDITASI SEBAGAI MEDIA PENGEMBANGAN PRIBADI BIJAKSANA

A.   MENGAPA KITA PERLU BERMEDITASI

Tentulah akan muncul  banyak pertanyaan, mengapa kita wajib bermeditasi? Pertanyaan ini pasti akan menimbulkan banyak perdebatan, dengan berbagai argumentasi yang mungkin dapat dipahami  esensinya. Namun perlu dipahami tentang hakekat dari meditasi yang sebetulnya meditasi adalah upaya manusia untuk mengembangkan kecerdasan spiritualnya sehingga manusia  dapat mengaktualisasikan potensi dan mengaplikasikan nilai-nilai kemanusiaan secara universal. Apa sesungguhnya yang dimaksud dengan “spiritualitas”. Spritualitas. Tony Buzan  dalam bukunya The Power of Spiritual Intelligence (2001). Buzan menjelaskan bahwa konsep spirit berasal dari bahasa Latin yaitu spiritus, artinya breath dalam bahasa Inggris, nafas dalam bahasa Indonesianya. Istilah modern disebutnya suatu energi kehidupan dan sifatnya non fisik dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Manusia  hidup karena memiliki nafas dan inilah esensi yang sangat mendasar. Setelah TUHAN YANG MAHA KUASA  menghembuskan nafas kedalam hidungnya, maka manusia hidup dan dianugrahkan jiwa dan sekaligus dikaruniakan ROH.

Nilai spiritualitas inilah yang menempati Raga Kesadaran manusia yang jika dilekatkan dengan tumbuhnya  Hati  Nurani, maka manusia akan mampu mengembangkan kehidupannya sebagai manusia yang sesungguhnya, manusia sesuai dengan fitrahnya.  Raga kesadaran ini menjadi institusi yang menyadarkan manusia untuk berpikir dan berperilaku sesuai dengan nilai – nilai kemanusiaan dan nilai tertinggi adalah  nilai – nilai supranatural. Raga kesadaran ini berisi  nilai spiritual yang mengajarkan manusia memiliki kesadaran tentang esensi manusia sesungguhnya. Menyadarkan manusia untuk berpikir dan berperilaku yang benar, empati, keharuan, cinta, kasih sayang, toleransi, kesatuan, kesabaran, kejujuran, kerjasama, pemahaman, integritas, bersyukur, adil, murah hati, kepercayaan,  kesamaan, kesederhanaan, perdamaian, tanggungjawab, kemurnian, ketekunan,  keharmonisan,  kelembutan, kebaikan, kesetiaan, penguasaan diri, kebaikan, sukacita, rendah hati. Inilah sebetulnya nafas hidup manusia sesuai dengan fitrah manusia. Raga kesadaran ini akan berkembang jika manusia berupaya secara bersungguh – sungguh mengembangkan hati nuraninya. Suara hati, suara batin yang terdalam diri manusia. Suara hati inilah yang memampukan manusia untuk memahami secara sadar tentang kuasa Adi Personal, kuasa TUHAN YANG MAHA KUASA. Kemampuan untuk mengembangkan  suara hati akan mampu membangun TUBUH ROH yang dikehendaki oleh TUHAN YANG MAHA KUASA yang menciptakan alam semesta. INILAH SESUNGGUHNYA NAFAS KEHIDUPAN KITA SEBAGAI UMAT MANUSIA.

            Kita perlu memperhatikan dan belajar secara bersunggung – sungguh tentang suasana hutan belantara, supaya menjadi pembelajaran bagi kita bagaimana kehidupan yang berlangsung secara harmonis dan damai. Simaklah dan renungkan gambar dibawah ini.


 ·         Perhatikanlah hutan pengunungan, alangkah indahnya dan ternyata terdiri dari berbagai tumbuhan, onak duri yang beragam, begitulah sebetulnya kehidupan umat manusia yang beragam dan berbeda latarbelakang. Tidak mungkin pemandangan pegunungan menjadi indah jika hanya terdiri dari satu jenis pohon saja. Pasti terakit dari berbagai macam ragam tumbuhan. Secara kasat mata kita menyaksikan sebuah keindahan dalam hutan pengununan, pasti ada ngarai terjal, semak duri dan sebagainya. Kita tidak boleh berhenti hanya menyaksikan keindahan, nanum di dalam keindahan tersebut ternyata mengandung nilai dan makna kehidupan yang sangat mengagumkan dan bergerak secara dinamis, mengalir kehidupan tanpa ada aturan tertulis, irama kehidupan berjalan sesuai waktu, kondisi. dinamikanya silih berganti tanpa sentuhan tangan faktual dan nyata secara kasat mata. Pohon yang menjulang tinggi nan kokoh ternyata menjadi pelindung tumbuhan dibawahnya dan seirama dengan itu banyak tumbuhan yang berkeriap dibawahnya ternyata menghidupkan pohon yang tinggi nan tegar, semua pohon-pohon dengan berbagai jenisnya yang tiada terhitung ternyata melindungi  tanah agar tidak tergerus oleh air dan air tertahan oleh tumbuhan dan pohon ternyata memberi kehidupan secara timbal balik. Sebuah hakekat kehidupan yang luhur berlangsung di dalamnya. Seluruh pohon dan tumbuhan yang berkeriap ternyata banyak makhluk hidup yang dihidupinya, apakah yang namanya kera, burung, ular, gajah, sapi, cacing, pokoknya semua makhluk hidup dapat melangsungkan kehidupannya secara mengagungkan dan berlangsung secara harmonis. Tidak terdapat tangisan, penyiksaan, kesengsaraan terdengar di dalamnya dan semuanya berlangsung dengan penuh kedamaian. Apakah itu hukum alam yang tidak dapat berbicara, namun dia tidak memperdengarkan suaranya, tetapi  bersaksi nyata tentang kedamaian. Setelah disimak ternyata alam semesta ini mengajarkan kedamaian, keharmonisan, kehidupan yang saling memberi tanpa pamrih. Terdengar kicauan burung nan merdu dipepohonan dan pepohonan sangat menikmatinya, terdengar auman singa, terdengar desingan ular yang bergerak dengan lincah, terdengar siyulan kera yang sangat mengagumkan dan sebagainya dan itulah orchestra nan indah disebuah hutan, lembah pegunungan nan indah. Kita umat manusia belajarlah dari alam sehingga kita menjadi manusia bijaksana. Perbedaan  dengan berbagai keragamannya di dalam kehidupan umat manusia akan menjadi paduan orchestra yang sangat indah,ketika umat manusia secara sungguh-sungguh menjalin dan membangun, merakit beragam perbedaan menjadi bangunan mosaik yang sangat mengagumkan  yang dirancang, dibangun dan dilandasi  oleh  CINTA. Terbangun kehidupan umat manusia bagaikan hamparan samrud nan indah dialam  katulistiwa ciptaaan SANG PENCIPTA NAN AGUNG.

penulis adalah dosen pada fakultas psikologi UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA YAI


Comments

Popular posts from this blog

OTORITA DAN MENGAJAR

BIMBINGAN DAN BUKU

OTORITA, BIMBINGAN DANN BUKU