OTORITA DAN BUKU

JAKARTA, 3 AGUSTUS 2022

A. OTORITA 

     koordinasi dengan satpam, teknisi dan petugas kebersihan dalam memelihara lingkungan kampus yang kondusifdan persiapan acara tanggal 4 agustus 2022

B. MENULIS BUKU

   Melanjutkan penulisan buku, MOTIVASI DALAM PENDIDIKAN . contoh

  

Classical Conditioning

Classical conditioning dapat dijadikan acuan dalam menjelaskan proses belajar dan dapat diaplikasikan dalam mengembangkan motivasi belajar peserta didik.  Classical conditioningadalah bentuk belajar dimana organisme belajar mengkaitkan,  atau mengasosiasikan stimuli. Dalam classical conditioning, stimulus yang netral (sebagaimana halnya penglihatan seseorang) diasosiasikan dengan stimulus yang bermakna  (seperti  makanan) dan memperoleh dorongan untuk mendatangkan respons yang sama (Santrock, 2009). Ormrod (2011) mengemukakan classical conditioning adalah suatu teori yang menjelaskan bagaimana kita kadang kala belajar memberi respons baru sebagai dampak dari adanya dua stimulus yang muncul kira-kira secara secara bersamaan. Eggen dan Kauchak (2004) menjelaskan  bahwa classical conditioning suatu bentuk belajar dalam hal mana individu belajar untuk menghasilkan respons yang tanpa disengaja atau respon fisiologis yang dapat disamakan dengan respons yang bersifat reflektif atau sifatnya naluriah. Classical conditioning bertitik tolak pada belajar yang sifatnya involuntary emotional atau physiological responses seperti takut, munculnya tegangan otot, berkeringat dan kadang kala disebut respon yang otomatis (Woolfook, 2004). Classical conditioning sebenarnya menunjukkan kesamaan apakah itu pemberlakuannya di dalam kelas maupun dalam kehidupan nyata sehari-hari (Pintrich dan Schunk, 2002). Misalnya kita akan memiliki reaksi yang menyenangkan jika dihidangkan  makanan yang enak dan sebaliknya kalau kita masuk keruang dokter gigi pasti memunculkan reaksi yang tidak menyenangkan. Jika kita memiliki pengalaman yang buruk sewaktu pertama kali belajar mengendarai mobil, kemungkinan kita akan merasa cemas untuk mengendarai mobil pada waktu berikutnya. Kemungkinan kita semua pernah mengalami kecemasan sewaktu mengikuti ujian akhir semester  sekalipun tingkat kecemasannya berbeda. Kecemasan itu muncul dengan sendirinya  sebagai dampak dari pengalaman yang tidak menyenangkan dan sebaliknya.

Penulis adalah dosen pada fakultas psikologi UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA YAI

Comments

Popular posts from this blog

OTORITA DAN MENGAJAR

BIMBINGAN DAN BUKU

OTORITA, BIMBINGAN DANN BUKU