OTORITA, BUKU OEDOMAN DAN BUKU

 JAKARTA, 16  JANUARI 2024

OTORITA

melakukan koordinasi dengan patpol pp dengan  satpam dalam rangka  rangak menjaga ketertiman pedagang kaki lima depan kampus


BUKU PEDOMAN

membuat buku pedoman bagi  program  pendidikan profesi psikolo umum  yang akan dibuka pada semester  genak 2024

BUKU

melanjutkan pembuatabn buku psikologi pendidikan 

contoh


termasuk juga di dalamnya aspek-aspek self-regulated learning yaitu goal setting, self-motivation, attention control, self-monitoring, self-evaluation. Mengembangan kemampuan self-regulated learning akan menjadi dasar proses pengembangan self-regulated problem solving. Sebagai contoh peserta didik diajak berdialog dan melakukan brainstorming dalam memecahkan masalah secara kreatif dan cara ini akan mampu memfasilitasi kemampuan pesreta didik untuk memecahkan masalah. Sejak awal peserta didik mesti dilatih untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dan ini berkaitan dengan melatih berpikir belahan otak kanan yaitu berpikir divergen (Clark, 1983).

Self-regulated learning problem solving menjadi sangat penting dimiliki oleh peserta didik dan tidak hanya berkenaan dengan pemecahan masalah dalam bidang akademik tetapi juga berkenaan dengan masalah-masalah dalam relasi sosial, konflik sosial dalam kehidupan peserta didik sehari – hari bersama dengan sebayanya, dan juga akan mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan teman sebayanya. Terdapat beberapa tahapan dalam upaya mengembangkan kemampuan peserta didik  dalam memecahkan masalah (Ormrod,2011) sebagai berikut :

1)   Mendefinisikan masalah.

2)   Mengidentifikasi beberapa kemungkinan cara memecahkan masalah.

3)   Melakukan dan mengidentifikasi kemungkinan yang akan muncul jika dilakukan pemecaahan masalah dengan cara   dan khusus.

4)   Memilih cara pemecahan masalah yang terbaik.

5)   Mengidentifikasi tahapan yang dipersyaratkan dalam upaya memecahkan masalah

6)   Melaksanakan langkah- langkah  pemecahan masalah

7)   Melakukan evaluasi terhadap hasil yang dicapai atas pemecahan masalah yang dilakukan.

Memberi pembelajaran bagi peserta didik dalam upaya memecahkan masalah dengan mengikuti tahapan tersebut di atas akan sangat  membantu peserta didik dalam upaya memecahkan masalah hubungan antar pribadi. Sebagai contoh peserta didik yang cenderung menarik diri dari pergaulan dengan teman sekelas dan sebayanya atau peserta didik yang terlalu agressif, melalui pelatihan tersebut secara bertahap akan mampu mengembangkan kemampuan ketrampilan sosialnya.

Terdapat juga pendekatan lain dalam upaya mengembangkan ketrampilan sosial peserta didik yang disebut dengan istilah peer meditation oleh  Ormrod (2011) yaitu dengan cara diantara peserta didik saling membantu dalam upaya mencari cara yang paling efektif dalam memecahkan masalah sosial dalam istilah Ormrod (2011)  help one another solve interpersonal problems. Peserta didik diberi pembelajaran agar  diantara peserta didik  mampu saling bertukar pendapat dan memberi pemecahan masalah terhadap sesama temannya dan juga akan secara bertahap akan mengembangkan tanggung jawab sosial dan mengembangkan kematangan perilaku sosialnya. Dalam kenyataannya tidak jarang ditemui kasus diantara peserta didik seperti terjadi kekerasan verbal dan non verbal, perilaku agressif, sulit menyesuaikan diri, menarik diri dari pergaulan, rendah diri, pendiam dan sejenisnya. Pelatihan ketrampilan mengembangkan kemampuan interpersonal menjadi sangat penting yang secara komprehensif dapat dirancang dalam program pembelajaran secara utuh. Terdapat tahapan dalam upaya melaksanakan pelatihan memecahkan konflik diantara peserta didik (Ormrod, 2011) sebagai berikut :


penulis adalah dosen pada fakultas psikologi UNIVIRSITAS PERSADA  INDONESIA  UPI YAI

Comments

Popular posts from this blog

OTORITA, KOORDINASI

OTORITA, EMNGAJAR DAN MENGUJI

OTORITA, UJIAN DAN BUKU