OTORITA, MENGAJAR DAN BUKU
JAKARTA, 10 OKTOBER 2023
OTORITA
melakukan koordinasi dengan satpol pp dan satpam dalam rangka tetap menjaga ketertiban pedagang kaki lima depan kampus
KOORDINASI
koordinasi dengan panitia wasida LPT YAI dalam rangka pelaksanaan wisuda tgl 12 nopember 2023
MENGAJAR
mengajar mata kulaih filsafat ilmu pada program magister sains psikologi
BUKU
melanjutkan oenulisan buku psikologi pendidikan
contoh
Shaping, Chaining, Cueing, Prompting, Modeling and
Task Analysis
Terdapat beberapa teknik yang dapat dipergunakan guru dalam upaya mengembangkan perilaku peserta
didik sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Teknik tersebut dikenal dengan istilah shaping, chaining, cueing, prompting,
modeling dan task analysis (Ormrod, 2011; Krause & Bochner & Duchesne,
2007; Eggen & Kauchak, 2004; Santrock, 2009).
Shaping
Dalam proses pembelajaran tentulah guru menginginkan agar peserta
didik menunjukkan perilaku belajar yang
ditargetkan guru. kemungkinan terdapat peserta didik yang tidak sama sekali memiliki perilaku, target belajar yang
dikehendaki guru, Ormrod menyebutnya sebagai “level of zero”.Bagaimana upaya guru
agar peserta didik yang demikian mampu secara bertahap mengembangkan
perilaku belajar yang dikehendaki oleh guru. Dalam hal ini kaum behaviorisme
mengetengahkan konsep tentang shaping.
Shaping adalah pemberian penguatan
secara bertahap dan terus menerus yang bertujuan membentuk perilaku tertentu
yang ditargetkan. Katakan saja misalnya sesorang peserta didik sangat sulit
untuk bergaul dan selalu menyendiri, jika bertemu dengan teman-temannya dia
langsung menghindar. Apa yang sepatutnya dilakukan oleh guru agar peserta didik
ini bertumbuh kemampuannnya untuk bergaul dengan teman-temannya. Guru
sepatutnya memahami latarbelakang kehidupan peserta didik dan kemudian secara perl
dan kemudian mendekatinya mengajak berbicara secara tulus dan kemudian memberi
dorongan dan berupaya mengajak bergaul dengan teman yang dianggap sesuai dengan
keinginannya. Setelah peserta didik
tersebut mau dan berupaya melaksanakannya dan berhasil, maka guru memberi
penguatan, contohnya “nak kamu disenangi oleh temanmu atas apa yang telah kamu
lakukan bersama temanmu tadi”. Secara bertahap guru memberi penguatan agar
bertumbuh kepercayaan dalam diri anak, bahwa dia merasa berharga dan dihargai
oelh teman-temannya. Pertumbuhan secara perlahan tersebut dapat memberi dampak
yang berarti bagi upaya anak untuk mampu menjalin hubungan dengan teman-teman
yang lainnya. Tumbuh kemampuan dan ketrampilan interpersonal anak dan ini
adalah sesuatu yang sangat mengagumkan. Apa yang dikemukakan oleh kaum
behavirisme bahwa lingkungan yang dikondisikan dapat digunakan membentuk anak sesuai dengan tujuan
yang ditetapkan. Begitu pula halnya dengan harapan guru agar peserta didik memiliki
kemandirian dalam belajar. Peserta didik tanpa disuruh untuk mengerjakan tugas dengan sendirinya peserta
didik mau mengerjakannya dengan tujuan agar dia dapat menguasai materi
pembelajaran yang diajarkan oleh guru. tumbuh dalam diri peserta didik untuk
mendalami materi pembelajaran dengan berbagai cara yang dilakukannya. Hal ini
diperlukan metode yang tepat sehingga peserta didik termotivasi untuk belajar.
Peserta didik bertumbuh kemampuan dan ketrampilan baru dalam dirinya yang
diarahkan untuk mengembangkan potensinya sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapka guru.
Comments
Post a Comment