OTORITA, KOORDINASI DAN BUKU
JAKARTA, 25 OKTOBER 2023
OTORITA
melakukan koordinasi dengan satpam dan satpol pp untuk ketertiban pedagang kaki lima depan kampus
KOORDINASI
melakukan koordinasi dengan panitia wisuda dalam rangka melaksanakan wisuda LPT YAI tgl 12 nopember 2023
BUKU
melanjutkan penulisan buku psikologi pendidikan
contoh
Applied Behavioral Analysis
Setiap guru dalam melaksanakan proses pembelajaran pastilah menghendaki
agar semua target dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan tercapai.
Peserta didik dengan tekun mengikuti proses pembelajaran dan berhasil mencapai
prestasi belajar yang diharapkan. Dalam perspektif behaviorisme, pendekatan ini
mampu memberi rujukan bagi guru untuk mampu menciptakan kondisi lingkungan
pembelajaran yang produktif dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran. Guru
dapat menggiring peserta didik sekalipun
menunjukkan perilaku belajar yang tidak disiplin, pembolos, mengganggu
teman yang sedang belajar di dalam kelas dan memiliki prestasi belajar yang
rendah. Prinsip behaviorisme adalah mengupayakan terbentuknya perubahan
perilaku peserta didik sesuai dengan target dan tujuan yang ditetapkan oleh
guru. Guru menggunakan teknik, metoda secara sistematis dan bertahap sesuai
dengan prinsip behaviorisme dalam upaya mengembangkan dan melakukan perubahan
perilaku sesuai dengan target yang dikehendaki oleh guru. Dalam konteks itulah
akan dijelaskan applied behavior analysis.
Applied behavior analysis (ABA) adalah sekumpulan prosedur yang menerapkan
prinsip – prinsip behaviorisme secara sistematis dalam upaya mengubah perilaku
(Ormrod, 2011). Eggen dan Kauchak (2004) mengutip pendapat Baldwin &
Baldwin (1998) mengemukakan (APA) adalah penerapan prinsip – prinsip
behaviorisme secara sistematis dalam upaya mengubah prilaku secara spesifik dan
berlaku secara individual. Selain Applied
behavior analysis ada juga istilah behavior modification, behavior therapy, contigency management (Ormrod,
2004). Eggen dan Kauchak (2004) kurang setuju dengan istilah behavior modification karena berkonotasi
negatif dalam pengertian lebih mengarah pada upaya perbaikan perilaku yang
mulanya bermasalah. Apllied behavior
analysis didasarkan pada bebarapa asumsi (a) perilaku yang bermasalah
sebenarnya bersumber dari pengalaman masa lalu dan kondisi lingkungan saat ini,
(b) melakukan modifikasi lingkungan belajar peserta didik saat ini akan memberi
makna bagi munculnya respons yang produktif bagi peserta didik (Ormrod,2011).
Dalam upaya menerapkan prinsip-prinsip behaviorisme dalam proses
pembelajaran Eggen dan Kauchak (2004) mengemukakan tahapan sebagai berikut :
§
Melakukan identifikasi terhadap sasaran
perilaku yang akan dijadikan objek kajian.
§
Penetapkan garis – garis besar sasaran perilaku yang akan dijadikan objek
kajian.
§
Penentukan pilihan penguatan dan hukuman ( jika memang dibutuhkan).
§
Melakukan pengukuran terhadap perubahan perilaku yang menjadi sasaran.
§
Secara bertahap mengurangi frekuensi penguatan yang sama halnya dengan
meningkatkan adanya perubahan perilku produktif. Secara terperinci pokok –
pokok pikiran tersebut dijelaskan sebagai berikut :
1.
Melakukan identifikasi terhadap sasaran perilaku yang akan dijadikan objek
kajian. Langkah pertama yang dilakukan oleh guru adalah mengidentifikasi target perilaku yang hendak dijadikan sasaran
perubahan dan kemudian melakukan pengukuran agar dapat diketahui tingkat
kemajuannya. Misalnya si Kunciran diidentifikasi perilaku yang menjadi sasaran
perubahan ; berbicara banyak, mengucapkan perkataan yang tidak senonoh,
menonjok teman, tidak pernah betah duduk sewaktu pelajaran berlangsung,
mengganggu teman yang sedang belajar.
2.
Menetapkan garis-garis besar sasaran perilaku yang akan dijadikan objek
kajian adalah langkah kedua setelah
ditetapkan target perilaku yang akan dikaji. Maksudnya apa yang hendak dicapai
dalam perubahan perilaku peserta didik dalam rentang waktu tertetentu, misalnya
dalam minggu pertama, kedua, ketiga dan seterusnya sampai tercapai target
perubahan perilaku yang diharapkan. Misalnya si Kunyiran setelah diidentifikasi
ternyata dia selalu mengganggu teman yang sedang belajar dan juga tidak pernah
serius dalam belajar. Dari hasil kajian tersebut guru melakukan analisis secara
cermat, dalam minggu pertama berapa kali si Kunyiran mengganggu teman yang
sewdang belajar misalnya 10 kali, pada minggu kedua 6 kali dan pada minggu
ketiga 5 kali. Begitu juga dengan ketidakseriuasannya dalam belajar, misalnya
dalam mengikuti pelajaran matematika dalam minggu pertama menunjukkan gejala
tersebut 5 kali, minggu kedua 6 kali dan minggu ketiga 5 kali. Dapat dibuat
cacatan dengan menggunakan daftar dimana
setiap perilaku yang ditunjukkan dicatat sehingga memiliki data yang
pasti tentang perilaku si Kunyiran. Berdasarkan catatan tersebut guru menganalisis dan menetapkan langkah yang
harus dilakukan untuk melakukan intervensi dalam upaya melakukan perubahan
perilaku yang diharapkan guru.
Memilih penguatan dan hukuman. Sebelum guru berupaya melakukan perubahan perilaku sesuai dengan target yang telah ditetapkan, maka guru harus terlebih dahulu mengidentifaikasi faktor yang memperkuat munculnya perilaku yang diharapkan dan juga
penulis adalah dosen pada fakultas psikologi UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA YAI
Comments
Post a Comment