OTORITA DAN BUKU

 JAKARTA, 1 SEPTEMBER 2023

OTORITA

melakukan koordinasi dengan satpam dan teknisi untuk tetap menjaga lingkungan kamus yang kondusif dan juga dengan satpol pp dalam rangka ketertiban pedagang kaki lima

BUKU

meneruskan penulisan buku psikologi pendidikan

contoh

A.      Contiguity

Jika guru bertanya kepada peserta didik  misalnya 2 x 2  = ....? pasti dengan cepat dan tidak perlu berpikir lagi peserta didik langsung menjawab 4  dan inilah yang disebut dengan Contiguity. Contiguity, or  the simple pairing of stimuli and  responses, so that if they occur together often enough experiencing one results in the other (Catania, 1998; Gutrhrie, 1952 yang dikutip oleh Eggen dan Kauchak, 2004). Contiguity dapat diterjemahkan jawaban yang secara spontan dikemukakan peserta didik setelah diberikan soal oleh guru. Stimulus yang merupakan soal yang disampaikan oleh guru dan respons itu adalah jawaban yang dikemukakan oleh peserta didik dan terjadi relatif bermasaan. Proses tersebut berlangsung dimana peserta didik dengan cepat dapat memberikan jawaban sebagai dampak dari hasil latihan yang dilakukan secara berulang – ulang. Contiguity akan dapat terbentuk pada peserta didik, jika guru melakukan latihan secara terus menerus, peserta didik dilatih untuk mengingat dan menghafal dengan sungguh-sungguh. Pelatihan tersebut dapat dilakukan bukan saja dalam bidang matematika tetapi juga dapat dilakukan pada bidang atau mata pelajaran lainnya. Contiguity secara empiris merupakan bagian yang esensial dalam classical conditioning.

Adapun implikasi pendekatan behavioris terhadap proses pembelajaran dikemukakan oleh Ormrod (2011) sebagai berikut :

Asumsi

Implikasi

 Contoh

Mengkondisikan lingkungan

Mengkondisikan lingkungan belajar di dalam kelas dalam upaya mengembangkan perilaku peserta didik yang dikehendaki guru

Jika peserta didik mengalami masalah dalam mengerjakan tugas-tugas secara mendiri, guru seyogianya memberi semangat sehingga peserta didik mampu menyelesaikan tugas dengan tepat

Belajar ditandai oleh perubahan perilaku

Belajar itu terjadi apabila hanya peserta didik menunjukkan perubahan perilaku di dalam kelas dan dapat diamati

Guru secara teratur melakukan asesmen terhadap kemajuan belajar peserta didik agar dapat diketahui apa yang peserta didik telah diketahui dan apa yang dapat dikerjakan

Peristiwa – peristiwa yang dapat diamati (stimulus – respons) menjadi  hal yang esensial.

Seyogianya dilakukan identifikasi (termasuk aktifitas mengajar guru) yang  kemungkinan berdampak pada perilaku peserta didik

Jika terdapat peserta didik yang menunjukkan perilaku yang tidak pantas di dalam kelas mungkin mengganggu peserta didik lainnya ataupun menunjukkan perilaku yang kurang mampu memperhatikan penjelasan guru, maka guru perlu memberi perhatian khusus kalau perlu dilaksanakan setiap waktu agar perilaku peserta didik sesuai dengan kondisi pembelajaran yang diciptakan guru

Menciptakan terbentuknya contiguity

Jika guru menghendaki terjadinya keterjalinan antara dua peristiwa relatif secara bersamaan (stimuli, respons, atau stimulus dan respon) dan perlu dikaji dengan benar apakah peristiwa-peristiwa tersebut dapat terbentuk  secara bersamaan

Ciptakan aktifitas pendidikan yang menyenangkan yang dituangkan  ke dalam bentuk jadual setiap hari  sebagai metode membantu peserta didik agar mampu mengkaitkan antara mata pelajaran dengan hal-hal yang menjadi kegemaran peserta didik

Adanya kesamaan prinsip-prinsip belajar diantara beberapa makhluk

Penelitian yang dilakukan pada jenis binatang  cukup relevan dan dapat diaplikasikan ke dalam aktifitas pembelajaran di dalam kelas

Penguatan yang dilakukan bagi anak yang tergolong hiperaktif agar anak dapat duduk teratur dalam waktu yang agak lama. Hasil penelitian pada tikus dan burung merpati dapat dijadikan acuan bagi perlakuan anak hiperaktif


penulis adalah dosen pada fakultas psikologi UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA YAI

Comments

Popular posts from this blog

OTORITA, KOORDINASI

OTORITA, EMNGAJAR DAN MENGUJI

OTORITA, UJIAN DAN BUKU