OTORITA DAN BUKU

 JAKARTA, 30 AGUSTUS 2023

OTORITA

melakukan koordinasi dengan satpam dan teknisi dalam rangka menjaga kondisi kampous yang kondusif ' juga dengan satpol pp agar tetap emnjaga lingkungan trotoar agar pedagang kaki lima tertib

BUKU

melanjutkan penulisan buku Psikologi pendidikan

contoh

Berdasarkan pengertian yang belajar yang dikemukakan dalam pendekatan behaviorisme  terkandung beberapa asumsi dasar yang menjadi landasan dalam mendasari agumentasinya yang dikemukakan oleh Ormrod (2011) sebagai berikut :

1.      Secara empiris perilaku manusia ditentukan oleh interaksinya dengan lingkungan secara terus menerus. Lingkungan merupakan stimulus yang senantiasa memberi warna terhadap perwujudan perilaku manusia. Secara historis banyak penganut behaviorisme berargumentasi dan tanpa kecuali mengemukakan bahwa setiap individu yang terlahir ke dalam dunia diandaikan seperti “ blank slate” batu tulis yang kosong dan belum tertuliskan apa-apa. Blank slate berasal dari bahasa latin “tabula rasa”. Dalam proses perkembangan manusia maka lingkungan yang memberi warna, corak tulisan terhadap batu tulis yang kosong. Lingkungan sangat  berperan dalam memberi corak terhadap perilaku manusia. Lingkungan termasuk lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan lainnya dimana seseorang dibesarkan. Andaikata anak dibesarkan di dalam lingkungan keluarga katakanlah lingkungan keluarga yang harmonis maka anak akan berperilaku sesuai dengan kondisi keluarganya dan demikian sebaliknya. Dalam proses pembelajaran guru perlu memahami bahwa lingkungan  peserta didik pada masa lalu dan kini memberi pengaruh yang berarti terhadap perilaku peserta didik. Guru dapat memanfaatkan makna ini ke dalam pengelolaan kelas, mengkondisikan proses pembelajaran yang tujuannya  membentuk perilaku sesuai dengan tujuan pembelajaran.

2.      Belajar menekankan perubahan tingkah laku. Jika belajar didefinisikan sebagai perubahan jangka panjang yang terjadi dalam struktur mental yang dikaitkan dengan pengalaman sebagai asumsi untuk memberi kritik terhadap pendekatan behaviorisme. Atas pendapat tersebut maka kaum behavioris mengajukan bantahan dengan dalih bahwa kita tidak dapat mengamati apa yang terjadi dalam struktur mental. Kita tidak mampu memahami apakah memang terjadi perubahan dalam struktur mental sekalipun dikatakan sebagai hasil pengalaman.  Belajar hanya dapat dipahami sebagai bentuk perubahan tingkah laku yang dapat dilihat dan diamati secara kongkrit. Sebagai contoh yang diketengahkan oleh Ormrod (2011) sebagai berikut :

“guru  menjelaskan secara serius  konsep-konsep tertentu yang memang sangat sulit dan peserta didik dengan amat serius memperhatikan penjelasan guru. Setelah guru selesai memberi penjelasan secara mendetail dan berlangsung cukup lama, maka bertanyalah guru  kepada peserta didik. Anak-anakku apakah ada pertanyaan, sementara itu guru memperhatikan dengan saksama raut wajah setiap peserta didik. Sekali lagi guru bertanya apakah ada pertanyaan dan tidak ada seorang peserta didikpun yang mengacungkan tangan untuk bertanya. Guru berujar “baiklah”. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah guru paham tentang apa yang ada di dalam kepala peserta didik? Apakah peserta didik mengerti konsep yang dijelaskan guru?”.

Inilah permasalahan yang diajukan oleh kaum behavioris, kita tidak mungkin dapat mengetahui apa yang terdapat dan dipikirkan oleh peserta didik. Kita hanya dapat mengerti jika peserta didik menunjukkan perubahan perilaku yang dapat diamati. Misalnya peserta didik dapat  mengungkapkan apa yang diketahuinya baik secara verbal maupun nonverbal yang dapat dilihat, diamati dan didengar, perserta didik dapat menggambar poster, menjawab pertanyaan guru, guru memberi penjelasan dan perilaku lainnya yang dapat diamati (Santrock, 2009).

3.      Belajar terbentuk  atas dasar keterjalinan  antara stimulus dan respon. Esensi dasar   behavioris adalah berupaya pengamati keterjalinan antara peristiwa-peristiwa yang dapat diamati. Misalnya perserta didik yang menunjukkan kemauan belajar dan ditampakkan melalui perilakunya akan berdampak  pada perilaku pengiringnya secara pasti. Ada semacam perilaku yang berikutnya sebagai dampak perilaku yang ditampakkan sebelumnya. Contoh :  peserta didik yang  mendapat nilai 80 dalam ulangan harian misalnya dalam mata pelajaran matematika akan  memberi semangat belajar bagi dirinya yang ditampakkan  melalui ketekunan belajar, rajin bertanya dan berdiskusi dengan sesama teman dan jika ada soal – soal matematika yang sulit dipecahkan peserta didik tersebut  akan bertanya pada guru. Inilah  yang dinamakan oleh behavioris  sebagai consequences.

4.      Belajar akan tercipta jika stimulus dan respons terjadi dalam waktu yang relatif bersamaan. Jika dua peristiwa terjadi dalam waktu kurang lebih secara bersamaan , mungkin ada dua stimulus atau mungkin terjadi satu stimulus  dan satu respon  maka itu yang disebut oleh behavioris sebagai contiguity. Contoh : 3 x 2 = ......pasti langsung dijawab 6.

5.      Banyak jenis binatang termasuk manusia memiliki kesamaan dalam hal belajar. Penelitian yang dilakukan oleh kaum behavioris diperoleh dari hasil penelitian yang bukan dari hasil kajian aspek-aspek perilaku manusia. Ivan Pavlov bermula melakukan penelitian  terhadap perilaku anjing terutama respons air liur anjing terhadap makanan. B.F. Skinner melakukan penelitian terhadap perilaku tikus dan burung merpati. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pavlov dan Skinner secara empiris dapat membantu menjelaskan  perilaku manusia dan terutama dalam mengkaji model-model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran di dalam kelas.

 

penulis adalah dosen pada fakultas psikologi UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA YAI

Comments

Popular posts from this blog

OTORITA, KOORDINASI

OTORITA, EMNGAJAR DAN MENGUJI

OTORITA, UJIAN DAN BUKU