MENULIS BUKU DAN OTORITA

 JAKARTA, 25 JULI 2022

A. OTORITA

     Melakukan koordinasi dengan satpam, petugas kebersihan dan teknisi dalam rangka memelihara dan         menjaga lingkungan kampus yang kondusif

B. KOORDINADI

    Koordinasi dengan semua prodi dalam rangka pelaksanaan UAS baik untuk program sajana dan                  pascasarjana dan penerimaan mahasiswa baru

C. MENULIS BUKU

    Melanjutkan penulisan buku . contoh

1.     Pendekatan Awal tentang Motivation

Pintrich dan Schunk (1996, 27 - 65) memberi uraian tentang  studi permulaan yang dilakukan berkenaan dengan motivasi yang secara empiris dimulai sejak abad  dua puluh, dimana motivasi tidak dipelajari secara terpisah. Dalam proses perjalanannya mengalami berbagai modifikasi sehingga dapat dijadikan acuan dalam kajian disiplin atau bidang psikologi. Terdapat dua prinsip dasar yang dijadikan acuan berkenaan dengan kajian motivasi dengan menggunakan istilah (a) volition/will dan (b) instincts.

 

Volition /Will

Pada awalnya para psikolog mendasari pandangannya pada pandangan para filsuf seperti Plato dan Aristoteles dan membangun sebuah pemikiran  dalam upaya menggambarkan  perbandingan antara “knowing (cognition), feeling (emotion), and willing (motivation). “Will” merefleksikan hasrat, kehendak, keinginan atau tujuan dan volition adalah kegiatan yang  bersumber dari “will”.

       Wilhelm Wundt, yang mempelajari esensi volition dan membantu mengembangkan bidang psikologi menjadi sebuah ilmu pengetahuan dengan mendirikan laboratorium pertama di Jerman pada tahun 1879, dengan memperkenalkan metode “introspeksi” yang mempersyaratkan subjek menyampaikan secara verbal semua pengalaman yang baru saja dialaminya dan dikuti oleh  pengungkapan objek atau peristiwa. Jika subjek ditunjukkan  sebuah gambar tentang sebatang pohon, subjek boleh mengungkapkan menurut persepsinya sendiri mengenai bentuk, ukuran, warna, dan susunan. Jika subjek menolak  memberi penamaan terhadap stimulus (pohon) dan mengemukakan pengetahuan subjek tentang apa yang diketahuinya dan  itulah yang dimaknai  berdasarkan persepsi subjek karena pemberian nama dan maknanya  tergantung pada bagaimana kesadaran subjek dalam mengorganisasikannya. Metode instrospeksi membantu dalam upaya membedakan kajian psikologi dengan ilmu pengetahuan lainnya, sekalipun masih mengandung masalah dan mungkin belum reliabel.

       Para filsuf dan psikolog  memang belum memperoleh  kesepakatan menyangkut  esensi volition. Apakah volition merupakan sebuah proses yang bersifat independen atau lebih merupakan sebuah produk dari proses mental (seperti sensasi dan persepsi). Wundt meyakini bahwa volition adalah pusat dan faktor yang independen dalam perilaku manusia. Hal ini kemudian diikuti oleh asumsi  bahwa sensasi adalah suatu proses, demikian juga halnya dengan persepsi, perhatian dan pembentukan aktifitas mental dan membantu  menterjemahkan pemikiran kita dan perasaan untuk melakukan sesuatu. Ide yang dicetuskan oleh Wundt  tentang  volition dapat dikategorikan masih bersifat umum dan sulit untuk dilakukan validasi. William James (1890, 1892) meyakini  bahwa kesadaran membantu organisme menyesuaikan diri dengan lingkungan. Will adalah  sebuah kondisi mental dalam hal mana kita menghendaki melakukan sesuatu yang khusus dan  percaya bahwa hal itu merupakan manifestasi di dalam kekuatan kita.Volition adalah sebuah proses  yang menterjemahkan kehendak, maksud menjadi perbuatan. Dalam waktu yang  bersamaan sebuah  gambaran mental yang  ditampakkan dalam perbuatan  sebetulnya telah cukup untuk menggerakkan suatu kegiatan, namun dalam waktu yang berbeda,   aspek kesaradan memiliki peranan penting.  Dalam waktu tertentu tindakan/ perbuatan  memang terjadi secara otomatis, namun volition memiliki peran karena berperan membantu melaksanakan maksud dari suatu tindakan melalui aktifitas  mental. Volition  mempunyai pengaruh yang sangat kuat ketika terjadi persaingan dalam melakukan tindakan tertentu. James menjelaskan “we need the type of volitional ‘fiat, mandate, or express consent’  to translate intentions into actions and  will ourselves into action”. Banyak penelitian yang dilakukan berkenaan dengan volition, antara lain Ach (1910). Namun demikian dalam perspektif motivasi maka will dan volition masih memiliki keterbatasan dalam menjelaskan perilaku dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan .

 


penulis adalah dosen pada fakultas Psikologi UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA YAI

Comments

Popular posts from this blog

OTORITA, KOORDINASI

OTORITA, EMNGAJAR DAN MENGUJI

OTORITA, UJIAN DAN BUKU