OTORITA, MENGAJAR, MEMBIMBING DAN MENULIS BUKU

 JAKARTA, 28 JUNI9 2022

A. OTOROTA

      1. Melakukan koordinasi dengan satpam  untuk tetap menjaga keamanan kampus

      2. melakukan koordinasi dengan teknisi dan petugas kebersihan untuk merapikan pohon dibelakang                gedung C dan B atas permintaan departemen pertahanan

B. MEMBIMBING

     Melakukan bimbingan  skripsi dan tesis pada mahasiswa program sarjana dan magister

C. MENGAJAR

     Mengajar pada program doktor psikologi dalam  mata kuliah Analisis Data Kualitatif. 


Transferability berkenaan dengan hasil penelitian, hingga manakah hasil penelitian ini

dapat diaplikasikan atau digunakan dalam situasi lain. Untuk mendapatkan derajat

transferabilitas yang tinggi tergantung pada kemampuan peneliti mengangkat makna-makna

sensual temuan penelitiannya dan melakukan refleksi dan analisis kritis yang ditunjukan

dalam pembahasan penelitian. Agar orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif

sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian tersebut di tempat lain, maka

peneliti dalam membuat laporannya harus memberikan uraian dengan rinci, jelas, sistematis,

dan dapat dipercaya. Bila pembaca mendapat gambaran yang jelas dari suatu hail penelitian

dapat dilakukan (transferability), maka hasil penelitian tersebut memenuhi standar

transferabilitas.

3. Dependability (reliabilitas)

Suatu penelitian dikatakan reliable apabila orang lain dapat mengulangi proses

penelitian tersebut. Pengujian ini dilakuan dengan mengaudit keseluruhan proses penelitian.

Kalau proses penelitian tidak dilakukan dilapangan dan datanya ada, maka penelitian tersebut

tidak reliable atau dependable. Audit dilakukan oleh independen atau pembimbing untuk

UJI KEPERCAY AAN VALIDITAS EKSTERNAL TRANSFERABILITY

Instrument berdasarkan fakta-fakta empirik Dapat diaplikasikan dalam situasi lain

Mengangkat makna esensial

mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian. Bagaimana peneliti

menentukan masalah, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis

data, melakukan uji keabsahan data, dan membuat kesimpulan. Jika peneliti tidak mempunyai

dan tidak dapat menunjukkan aktivitas yang dilakukan di lapangan, maka dependabilitas

penelitiannya patut diragukan.

4. Confirmability (objektivitas)

Penelitian dikatakan objektif bila hasil penelitian telah disepakati banyak orang. Uji

konfirmabilitas hampir sama dengan uji dependabilitas, sehingga pengujiannya dapat

dilakukan secara bersamaan. Uji konfirmabilitas berarti menguji hasil penelitian dikaitkan

dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian

yang dilakuakn, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar konfirmabilitas. Dalam

penelitian harus ada proses, jangan sampai proses tidak ada tetapi hasilnya ada.

RELIABILITY (DEPENDABILITY) DAN OBJECTIVITY

(CONFIRMABILITY)

Dilakukan melalui proses “audit trail”. Trail artinya jejak yang

dapat dilacak atau diikuti. Audit artinya pemeriksaan

terhadap ketelitian yang dilakukan sehingga timbul keyakinan

bahwa yang dilaporkan demikian adanya. Dipenuhi dengan

cara :

1) Menyusun catatan lapangan

2) Deskripsi data

3) Analisis, sintesis, dan tafsiran/pemaknaan

4) Melaporkan proses pengumpulan data


C.  MELANJUTKAN PENUOISAN BUKU

     Contoh

PERAN MOTIVASI DALAM PROSES PEMBELAJARAN

A.      Pengantar

Andaikan  saja seorang  guru yang bernama Kezia dan Keren yang telah mengajar selama kurang lebih 10 tahun, umpamakan  saja   pada sebuah Sekolah Menengah Pertama Driyarkara sebuah sekolah yang berstatus swasta, katakan saja sekolahnya   berlokasi di Jakarta barat. Sekolah tersebut tergolong  favorit dan menjadi rebutan calon peserta didik  dan calon yang mendaftarpun berasal dari berbagai latarbelakang  etnik, status sosial keluarga dan  ekonomi. Jumlah peserta didiknya tergolong sangat proporsional sesuai dengan tata ruang, rasio guru dan peserta didik, fasilitas belajar dan persyaratan dalam  penyelenggraan  pendidikan lainnya dan boleh dikatakan sekolah tersebut sangat ideal.Pimpinan sekolah menerapkan sistem penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan kaidah penyelenggaraan penndidikan dan dengan menerapkan sistem  pembelajaran  dengan dispilin,  tertib dan terukur  dan menetapkan KKM  untuk  semua mata pelajaran tergolong tinggi yaitu dengan nilai 80. Konsekuensinya adalah guru harus mampu mengaplikasikan strategi pembelajaran yang mampu memacu perkemabangan  potensi dan kemampuan peserta didik secara optimal. Peserta didik juga harus mampu mengikuti proses pembelajaran dan harus mampu mencapai nilai yang ditetapkan dalam KKM yaitu  dengan nilai 80 untuk semua mata palajaran,  dan jika tidak mencapai standar tersebut peserta didik harus mengikuti kelas remedial.  Kezia yang dipercayakan mengajar mata pelajaran matematika mulai dari kelas  7 sampai kelas 9 dengan jumlah peserta didik dalam satu kelasnya tidak kurang dari 30 orang peserta didik. Kezia setiap hari melakukan persiapan  mengajar dengan baik, melaksanakan proses pembelajaran dengan tertib sesuai dengan aturan yang diterapkan sekolah dan juga dalam melakukan evaluasi pembelajaran. Dalam melaksanakan  tugasnya sebagai guru Kezia menemui berbagai macam bentuk perilaku peserta didik dalam mengikuti mata pelajaran matematika. Siska adalah peserta didik kelas 10 secara konsisten menunjukkan disiplin dan ketekunan dalam mempelajari matematika, tugas-tugas yang diberikan dikerjakannya dengan baik dan hampir seluruh pekerjaan rumahnya dikerjakan dan hasilnya benar. Sewaktu pelajaran sedang berlangsung Siska selalu bertanya jika ada pokok bahasan yang belum secara tuntas dipahaminya dan sering menjadi tutor bagi teman-teman sekelasnya. Nilai yang diperolehnya selalu memperoleh nilai 98 dan tergolong sangat tinggi. Mengamati perilaku Siska yang demikian tekun dan setelah diajukan pertanyaan atas kedisiplinannya tersebut Siska menjawab bahwa Siska ingin  menunjukkan bahwa dia menyenangi pelajaran matematika, ingin menujukkan bahwa dia mampu mengusai mata pelajaran matematika,dan bukan atas dasar kehendak guru dan orang tunya. Siska bercita-cita menjadi ahli Fisika agar dikemudian hari dia mampu menemukan hal-hal baru  dan pergi keangkasa luar seperti  ilmuwan Amerika. Sangat berbeda halnya dengan Sanjaya, seorang anak pria yang duduk dikelas 10. Sanjaya memiliki kecerdasan intelektual yang sangat tinggi,sangat mudah memahami materi yang diajarkan,  namun  tidak  disiplin mengikuti pelajaran, jarang mengerjakan pekerjaan rumah yang ditugaskan oleh guru, terkadang bolos mengikuti pelajaran matematika di kelas. Kezia sebagai guru terpaksa memanggil orang tuanya ke sekolah untuk menemukan latarbelakang ketidakdisiplinnan Sanjaya dalam mengikuti pelajaran matematika. Nilai matematika yang diperoleh Sanjaya ternyata hanya berkisar 60 – 70  saja, jauh dibawah kecerdasannya dan termasuk di bawah KKM. Mengamati perilaku Sanjaya ternyata setelah dilakukan pengamatan, mendengarkan ceriteranya dan diskusi dengan orang tuanya, ternyata Sanjaya  bosan belajar matematika, Sanjaya lebih berminat belajar bahasa Inggris dan Sanjaya bercita-cita menjadi diplomat agar bisa berkeliling dunia. Lain halnya dengan  Reynara  seorang anak pria yang duduk di kelas 7, kecerdasan intelektualnya sedang-sedang saja mungkin hanya tergolong di atas rata-rata, namun menunjukkan kegigihan yang luar biasa dalam mempelajari matematika. Sekalipun Reynara   memerlukan waktu yang relatif lama dalam menguasai pokok – pokok bahasan tertentu, Reynara  dengan tekun belajar dan bertanya pada teman-temannya dan juga guru sehingga dia mampu menguasai meteri pelajaran yang diberikan oleh gurunya Kezia. Nilai yang diperolehnya ternyata  memuaskan dan sesuai dengan KKM yang ditetapkan sekolah.Setelah dipelajari latarbelakang kegairahannya dalam mempelajari matematika, ternyata diperoleh jawaban, bahwa jika dia mendapat nilai yang bagus akan dibelikan  sepeda motor oleh ayahnya. 


pernulis adajah dosen pada Fakultas Psikologi UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA YAI 

Comments

Popular posts from this blog

OTORITA, KOORDINASI

OTORITA, EMNGAJAR DAN MENGUJI

OTORITA, UJIAN DAN BUKU