OTORITA, KOORDINASI DENGAN PRODI, MENGAJAR , MEMBIMBING DAN MENULIS BUKU
JAKARTA 21 JUNI 2022
A. OTORITA
1. Melakukan koordinasi dengan satpam untuk tetap menjaga lingkungan kampus yang kondusif
2. Melakukan koordinasi dengan petugas kebersihan dalam rangka kebersihan kampus
3. Koordinasi dengan Pihak Kepolisian dalam rangka memelihara keamanan lingkungan kampus
B. KOORDINASI DENGAN PRODI
1. koordinasi dengan prodi Pasca untuk menerimaan mahasisiwa baru
2. Melakukan koordinasi dengan prodi dalam rangka mengikuti kolokium Psikologi tanggal 22 sampai 23 Juni di Hotel Grand Indonesia Jakarta pusat
3. Koordinasi dengan Prodi S1 dan Wd 1 untuk melanjutkan pembuatan buku Pedoman pendidikan
C. MENGAJAR
Mengajar pada program S3 Psikologi dalam mata kuliah Analisis Data kualitatif
D. BIMBINGAN
Melakukan pembimbingan skripsi bagi mahasiswa program S1 dan Tesis bagi mahasiswa S2
E. MELANJUTKAN PENULISAN BUKU " MOTIVASI DALAM PENDIDIKAN
A.
Konsep
Motivasi
Pada bagian ini akan dibahas
dua pokok bahasan yaitu
1. 1, Pengertain Motivasi
2. 2. Motivasi dan Prestasi belajar
1.
Pengertian
Motivasi
Istilah
motivasi berasal dari bahasa Latin yang menunjuk kata kerja yaitu “movere” (to move) (Pintrich dan Schunk,
1996). Istilah tersebut merefleksikan pengertian motivasi, namun masih
bersifat umum yang menunjukkan perbuatan
tertentu misalnya seseorang menunjukkan perilaku yang konsisten dalam upaya
mencapai tujuan tertentu, tekun dan berupaya menemukan sesuatu yang dikehendaki,
bekerja dengan gigih untuk memperoleh
hasil tertentu dan sebagainya. Banyak pendapat yang dapat dipelajari dari berbagai leteratur mengenai pengertian
motivasi dan sifatnya bervariasi sesuai dengan sudut pandang masing-masing
sehingga diperlukan pemahaman dalam upaya menyimak berbagai pengertian motivasi tersebut.Pintrich
dan Schunk (1996) mengemukakan bahwa pengertian motivasi dapat dipelajari dari
aspek “inner force, enduring traits, behavioral
responses to stimuli, and sets of beliefs and affects”. Dalam kaitannya dengan “inner force” maka
motivasi dipahami sebagai instink, kemauan, dan kehendak. Freud (1966) meyakini
bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh kekuatan atau dorongan di dalam diri
individu itu sendiri dan motivasi merupakan refleksi dari energi batiniah. Dari
perspektif “enduring traits” dimana
Murray (1938) mengidentifikasikan bahwa motif berprestasi dan
upaya mempertahankannya menunjukkan upaya pribadi untuk mampu mengerjakan
tugas-tugas yang sulit sepanjang hal tersebut dapat dilakukan. Motif
berprestasi diasumsi sebagai sifat
sehingga menunjukkan perbedaan bagi
setiap pribadi, tetapi diantaranya
terdapat beberapa pribadi yang
menunjukkan sifat yang relatif konsisten dan mempengaruhi perilaku dalam
mengerjakan tugas-tugas. Teori – teori kondisioning berpandangan bahwa motivasi
sebagai sebuah peningkatan atau adanya respons dalam bentuk perilaku terhadap stimulus pada tingkat yang sifatnya
berkelanjutan sebagai dampak dari adanya penguatan (hadiah). Skinner (1968)
mengemukakan bahwa motivasi tidak berasal dari “inner force” yang bersumber
dari kekuatan batiniah yang melekat dalam diri individu, melainkan pandangan
yang benar adalah motivasi ditentukan oleh perilaku yang ditunjukkan individu. Selanjutnya pandangan kognitif mengetengahkan
bahwa motivasi dipengaruhi oleh pikiran, gagasan, kepercayaan dan emosi.
Pandangan kognitif menekankan pentingnya harapan,nilai, persepsi kompetensi,
tujuan yang berperan dalam motivasi.
Setelah
Pintrich dan Schunk (1996) mengemukakan
pandangan tentang perbedaan motivasi tersebut, maka Pintrich dan Schunk
(1996) mengemukakan pengertian motivasi sebagai berikut “motivation is the process
whereby goal-directed activity is instigated and sustained”. Selanjutnya
pengertian tersebut dijelaskan secara lebih mendetail sebagai berikut : (1)
motivation is a process rather than a
product. Motivasi adalah sebuah proses dan bukan hanya sekedar sebuah produk.
Sebagai sebuah proses, maka motivasi
tidak dapat diamati secara langsung, namun
dapat dipahami melalui bentuk perilaku yang tampak seperti pilihan tugas
yang dikerjakan, upaya yang dilakukan dalam mengerjakan tugas, ketekunan dalam
mengerjakan tugas dan juga dapat diamati melalui bahasa ujar yang diucapkan (
misalnya “saya sungguh berkeinginan
mengerjakan pekerjaan ini, saya bersemangat mengerjakan tugas yang diberikan
oleh guru dan lain sebagainya) (2) “Motivation involves goals that provide impetus for
and direction to action.” Pandangan kognitif menegaskan bahwa tujuan menjadi hal yang sangat penting
sebagai penggerak motivasi. Tujuan
merupakan kekuatan yang memberi dorongan
bagi individu dalam melakukan sebuah kegiatan tertentu. Tujuan mungkin sulit
diformulasikan dengan jelas dan mungkin
mengalami perubahan sesuai dengan pengalaman yang diperoleh individu, namun
yang perlu dicermati bahwa setiap individu pasti memiliki sesuatu yang terdapat
dalam pikirannya dan dengan demikian
individu akan berupaya menggapainya (atau menghindarinya). (3) “Motivation requiresactivity – physical or mental”. Aktivitas fisik
termasuk dan tampak dalam bentuk usaha yang dilakukan, ketekunan dalam
melaksanakan tugas, dan aktivitas lainnya yang tampak. Aktivitas mental
termasuk aktivitas kognitif seperti
upaya membuat perencanaan, malakukan pelatihan, mengorganisasikan, melakukan
monitoring, membuat keputusan, memecahkan masalah, dan melakukan penilaian
atas kemajuan yang telah dicapai, (4) “Motivated
activity is both instigated and sustained”. Mengarahkan sebuah kegiatan ke
dalam suatu tujuan yang telah ditetapkan adalah sesuatu yang sangat penting dan
terkadang menemui kesulitan karena hal tersebut membutuhkan komitmen untuk
melakukan perubahan dan mengambil langkah awal yang tepat. Perlu diperhatikan
bahwa menjalani sebuah proses yang dipersyaratkan dalam motivasi menjani sangat
penting terutama dalam upaya memelihara konsistensi perilaku. Banyak
tujuan-tujuan utama bersifat jangka panjang. Misalnya mencapai derajat kesarjanaan, memperoleh
pekerjaan yang baik dan memuaskan, menabung uang jika dalam waktu tertentu
mengundurkan diri dari pekerjaan dan lain sebagainya.
Weiten
(2007) “motives are the needs, wants,
interests, and desires that propel people in certain direction. In short,
motivation involves goal- directed behavior”. Motif adalah termasuk kebutuhan, hasrat, keinginan,
minat yang menggerakkan, mengarahkan
seseorang dalam upaya mencapai tujuan tertentu. Secara singkat motivasi
menyangkut perilaku yang digerakkan oleh tujuan tertentu. King (2008) “motivation is the force that moves people to behave, think, and feel
the way they do. Motivated behavior is
energized, directed, and sustained”. Terdapat semacam kekuatan yang
menggerakkan seseorang untuk
berperilaku, berpikir dan merasakan tentang cara seseorang untuk mengerjakan
sesuatu. Perilaku yang telah termotivasi digerakkan, diarahkan dan perilaku
tersebut berlangsung secara konsisten. Nevid (2009) “motivation refers to factors that activate, direct,and sustain goal-directed
behavior”.Motivasi menunjuk pada faktor – faktor yang menggerakkan,
menggiatkan, mengarahkan dan adanya dukungan terhadap upaya yang dilakukan secara
berkelanjutan dalam upaya mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Coon dan Mitterer (2009) yang dikutip dari
(Franken 2006) “motivation refers to the
dynamics of behavior – the ways in which our actionsare initiated, sustained,
directed, and termined”. Motivasi menunjuk pada munculnya perilaku yang
bersifat dinamis sebagai bentuk tindakan yang didukung secara berkelanjutan,
diarahkan pada tujuan tertentu, adanya inisiatif dan tujuan akhir yang telah
ditetapkan. Krause; Bochner; Duchesne (2007) “motivation can be thought of as an internal process that activates,
guides and maintains behaviour over time”. Motivasi menunjuk terjadinya proses secara internal dalam diri
pribadi yang menggerakkan, menuntun dan menopang secara konsisten perilaku
dalam jangka waktu tertentu.
penulsi adalah dosen pada Fakultas Psikologi UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA YAI
Comments
Post a Comment