KOORDINASI DENGAN STAF, MENGAJAR, MENULIS BUKU DAN KOORDINASI DENGAN SATPAM, TEKNISI

 JAKARTA, 10 JUNI 2022

1. KOORDINASI DENGAN PRODI SARJANA PSIKOLOGI dan PRODI MAGISTER

    a. Koordinasi ini dilakukan dalam rangka  kelanjutan pembuatan buku pedoman pendidikan dan RPS              serta      perancangan praktisi mengajar 

     b. Koordinasi dengan prodi magister dalam rangka penerimaan mahasisiwa baru dan upaya                         pelayanan           kepada mahasiswa

2. MENGAJAR

    Mengajar pada program sarjana psikologi dalam mata kuliah Psikologi Pendidikan

3. KOORDINASI DENGAN SATPAM DAN TEKNISI

    Koordinasi ini dilakukan dalam rangka memelihara lingkungan kampus yang kondusif dan                          ketersediaan      sarana yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran

4. PENULISAN BUKU

    Melanjutkan penulisan buku Psikologi konseling. kajian konseling berdasarkan teori Adler


A.  Relationship Between Therapist and Client

     Pandangan Adler bahwa  sebuah hubungan yang kondusif dan bermakna yang diletakkan menjadi suatu kesetaraan antara klien dengan terapis yang didasarkan pada kerjasama, kepercayaan yang saling membangun, saling menghargai, kepercayaan, dan diarahkan pada pencapian tujuan. Hal tersebut menjadi nilai yang sangat penting dalam upaya membangun model komunikasi  dan tindakan yang sangat kondusif. Sejak awal dimulainya pelaksanaan terapi  yang didasarkan pada   terbentuknya hubungan kerjasama yang kondusif yang dicirikan oleh dua pribadi antara klien dengan therapis yang diarahkan pada tujuan khusus, menyetujui terbangunnya tujuan yang terbuka. Pandangan therapi yang  dikembangkan Adler, berupaya mengembangkan  model terapi   yang didasarkan pada kesetaraan yang dibangun bersama dengan klien. Dinkmeyer dan Sperry (2002) permulaan proses konseling terutama bagi klien seyogianya dimulai dari merumuskan perencanaan atau kontrak, memerinci apa yang mereka inginkan, bagaimana mereka merancang untuk mendapatkan apa yang dibutuhkan, upaya apa yang dilakukan untuk  memelihara ketika mereka (klien) berhasil mencapai tujuan, bagaimana klien mampu melakukan perubahan dari perilaku yang tidak produktif menjadi perilaku yang konstruktif dan bagaimana klien menggunakan secara penuh makna dari berbagai potensi dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Model konseling tersebut adalah dalam upaya mencapai tujuan dalam proses konseling dan secara khusus sebetulnya menjadi tanggung jawab bersama antara therapis dengan kilien. Pengembangan bentuk kontrak terapi ini tidak dipersyaratkan oleh model terapi yang dikembangkan oleh Adler, namun perlu menjadi perhatian dalam  melaksanakan proses terapi.

 

PENERAPAN   PROSEDUR  DAN TEKNIK TERAPI

Teknik konseling yang dikembangkan oleh Adler memiliki empat tujuan utama dan dikembangkan menjadi empat tahapan dalam proses terapi (Dreikurs, 1967).  Tahapan tersebut tidaklah bersifat linier dan tetap, namun tahapan tersebut menjadi acuan dalam melaksanakan proses terapi. Tahapan tersebut adalah

1.      Establishing the proper therapeutic  relationship

2.      Exploring the psychological dynamics operating in the client (an assesment)

3.      Encouraging the development of self-understanding (insight into purpose)

4.      Helping the client make new choises (reorientation and reeducation)

 

Dreikurs (1997) merumuskan  tahapan konseling tersebut sebagai minor psychotherapy yang dikaitkan  dengan pelayanan yang sifatnya holistik. Pendektan tersebut dinamakan juga Adlerian brief therapy (ABT; Bitter, Christensen, Hawes, & Nicoll,1988) yang selajutnya akan dijelaskan sebagai berikut :


penulis adalah dosen pada Fakultas Psikologi UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA YAI

                                                                                                                         

 


Comments

Popular posts from this blog

OTORITA, KOORDINASI

OTORITA, EMNGAJAR DAN MENGUJI

OTORITA, UJIAN DAN BUKU