KOORDINASI DENGAN PRODI, SATPAM DAN PENULISAN BUKU
JAKARTA 13 JUNI 2022
1. KOORDINASI DENGAN SATPAM DAN PETUGAS KEBERSIHAN KAMPUS
koordinasi ini dilakukan untuk tetap menjaga agar kampus bersih dan aman
2. KOORDINASI DENGAN PRODI
koordinasi dengan prodi S1 dan Wd 1 dalam rangka pembuatan buku pedoman pendidikan dan perancangan RPS
Koordinasi dengan prodi pasca dalam rangka penerimaan mahasiswa baru
3. PENULISAN BUKU
Melaknjutkan penulisan buku Psikologi Konseling
PSYCHOANALYTIC THERAPY
A.
RIWAYAT HIDUP SIGMUND FREUD
Sigmund
Freud (1856 – 1939) adalah anak pertama
yang terlahir di dalam sebuah keluarga Viennese yang terdiri dari tiga orang
pria dan lima orang perempuan. Ayahnya seperti
kehidupan keluarga lainnya pada waktu dan zaman itu adalah seorang ayah yang termasuk ayah sangat
otoriter. Latarbelakang kehidupan keluarganya inilah yang menjadi dasar
bagaimana Freud mengembangkan teorinya. Sekalipun sesungguhnya keluarga Freud
memiliki keterbatasan dalam ekonomi dan
hidup dalam lingkungan tempat tinggal
yang sangat padat penduduknya. Ayah Freud berupaya memberi dorongan yang sangat
konsisten bagi pribadi Freud agar mampu mengembangkan kemampuan intelektual secara
optimal. Sekalipun Freud memiliki banyak minat
dalam menjalani karirnya, namun pilihan tersebut sangat dibatasi
mengingat bahwa Freud termasuk memiliki
silsilah sebagai keturunan Yahudi. Pada
akhirnya Freud menyekesaikan pendidikan
dalam bidang kedokteran. Hanya dalam waktu empat tahun sesudah Freud
memasuki bidang kedokteran dari
Universitas Vienna dalam usia 26 tahun, Freud menduduki jabatan yang sangat
bergengsi sebagai seorang pengajar.
Freud
dalam menjalani profesinya sebagai pengajar, Freud berupaya mencurahkan
perhatiannya dalam upaya merumuskan dan mengembangkan teori psychoanalysis. Upaya
mencurahkan perhatian diarahkan untuk mengembangkan teorinya yang termasuk dalam
tahapan munculnya kemampuan kreatifnya
dalam kehidupannya dimana ketika
Freud mengalami masalah emosional yang sangat berat. Menjelang awal usia 40 tahun, Freud mengalami berbagai
masalah yang disebutnya sebagai psychosomatic disorders, seperti ketakutan yang
berlebihan terhadap kematian dan bentuk – bentuk phobia lainnya dan termasuk
kesulitan dalam melakukan analisis terhadap diri sendiri. Berdasarkan
upaya melakukan kajian terhadap mimpinya
Freud, diperolehnya pemaknaan dalam upaya memahami dinamika perkembangan kepribadian.
Pada awalnya Freud melakukan analisis terhadap pengalaman dan ingatannya
sewaktu masa kanak- kanak dan bagaimana Freud mengalami kebencian dan perasaan
bermusuhan atas perlakukan ayahnya. Freud juga menggali
kembali perasaannya sewaktu masih kanak-kanak tentang perasaan dan keinginan
seksualnya terhadap ibunya,
ketertarikannya, cinta dan pengayoman terhadap dirinya. Kajian ytertrsebut
dijadikan dasar dalam memformulasikan teorinya sebagaimana Freud melakukan
pengamatan terhadap pasiennya dengan
melakukan analisis masalah.
Penulis adalah dosen pada Fakultas Psikologi UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA YAI
Comments
Post a Comment